Smile
- - -
Suatu hari, kamu tiba-tiba berkata:
"Do you want to go to the beach with
me?"
Aku menurunkan draft naskah cerita yang sedang
kubaca ulang. Kamu baru saja pulang dari kantor, dan aku dari editorku setelah
naskah draft bab terbaru ceritaku selesai ia tinjau ulang. Naskah yang sekarang
penuh dengan coretan bahagia dari pulpen warna merah.
"I need to finish this, babe."
Kamu melepas dasimu dan membuka dua kancing
pertama kemejamu. Tersenyum, kamu berjalan menuju sofa di seberangku dan menghempaskan
badanmu. Kamu terlihat sangat lelah, dan akupun demikian. Akhir-akhir ini kita
berdua sangat sibuk dan jarang menghabiskan waktu berdua. Kamu dengan proyekmu,
dan aku dengan naskahku.
"Please? Just for a day. I will provide the
food and beverages. I will drive. You just have to bring your lovely self and
your camera."
"Don't you have a deadline next week?"
"Pleaseeee?"
Senyummu itu memautkan. Dan hanya milikku.
Senyum itu juga yang membawaku ke keadaan kita
sekarang, dimana dirimu berlarian seperti anak kecil dan aku berjalan di
belakangmu, kamera di satu tangan dan keranjang piknik di tangan lainnya,
berusaha menangkap senyummu.
"Come on, lets get your pretty feet
wet!"
"My feet are not pretty."
Aku menyanggah, dan menyaksikan dirimu tertawa.
"You look very beautiful in this
light."
Aku tersenyum sipu, mengangkat kameraku untuk
menyembunyikan mukaku yang memerah, dan mengambil gambarmu dengan latar
belakang laut biru. Aku masih berdebat siapa yang lebih indah, laut atau
senyummu.
"No, you're the pretty face in this
relationship."
Kamu tertawa. Sejenak, aku terdiam melihatmu dan
tawamu dan wajahmu. Kamu terlihat sangat rileks, seakan stress dari
minggu-minggu belakangan ini tidak pernah terjadi. Seolah hanya laut dan
matahari dan diriku yang kamu butuhkan untuk tertawa sebahagia itu.
Aku jatuh cinta lagi.
"Are you okay?"
Aku hanya mengangguk. "You look so
beautiful. I'm very luck you choose to be with me."
Kamu tersenyum lagi. Aku pikir, aku tidak akan
bosan melihat senyum itu hingga akhir hayatku.
"Nah, I'm the lucky one."
- - -
Sequel dari 1814
No comments:
Post a Comment