Sunday, 21 January 2018

30HBC1821 - Minggu Pagi

Minggu Pagi


- - -

Minggu pagi ini aku bangun di atas awan.

Melirik ke kiri, awan.

Melirik ke kanan, awan.

Mendongakkan kepala ke atas, awan.

Meraba-raba daerah di bawah kedua tangan, dan, yep. Benar. Awan lagi.

Hmm. Aneh. Terakhir ku ingat, aku sedang di jalan dengan teman-temanku...

...dan saat itu sedang hujan besar...

...dan kemudian terdapat suara klakson mobil dari arah kiri...

dan bagian depan mobilku memeluk tiang listrik.

Huh. Apakah aku sudah mati?

Kukira, aku akan berakhir di tempat yang lebih... gelap. Bukan tertidur di atas awan.

"Wah, obat penahan rasa sakitnya bekerja ampuh, ya. Dia sampai bicara ngawur gitu."

Suara adikku. Loh, aku kira aku waktu itu sedang bersama teman-temanku. Apa adikku yang bawa mobil satu lagi? Atau yang dipeluk oleh mobilku bukan tiang listrik tapi adikku?

Terdengar suara tawa, sebelum kemudian aku merasakan sebuah tangan menyentuk tanganku, dan jemarinya menauti jemariku. Loh, bukannya tadi aku sedang berada di atas awan?

"Bangun oy, gue aja udah bangun nih."

Samar-samar, aku mendengar suara temanku. Bangun? Bukannya tadi aku sudah bangun?

Loh kok tiba-tiba gelap?

Perlahan, aku membuka mataku. Oh, aku ada di sebuah ruangan.

Melirik ke kiri, jendela.

Melirik ke kanan, kulihat temanku berbaring di... kasur rumah sakit? dan dengan raut wajah yang sangat kesal.

"Oy, lo masih ngomong sendiri itu. Diem."

Well... di rumah sakit toh? Kukira di atas awan.

Tersenyum, aku menutup kedua mataku dan berbicara kepada adikku yang memegang tanganku,

"Dek, temanku itu memang ambekan, tapi bakal tenang kok asalkan dia tidur diiringi musik dangdut."

- - -

No comments:

Post a Comment