Friday, 12 January 2018

30HBC1812 - Kota Hujan

Kota Hujan


- - -

Ketika ibu saya SMA, entah mengapa beliau memutuskan untuk kuliah di IPB. Padahal, beliau belum pernah ke Bogor. Tapi mungkin, jika dulu ibu saya tidak memutuskan untuk kuliah di IPB, saya akan lahir dan besar di kota lain. Mungkin.

(Atau mungkin, entah bagaimana, saya akan menemukan kota ini. Takdir kan bekerja dengan cara yang misterius.)

Saya hapal kota ini. Atau mungkin lebih tepatnya sehapal-hapalnya orang yang lahir dan besar selama delapan belas tahun di sebuah kota. Setiap seluk beluknya, sudut kotanya, menyimpan sebuah cerita yang, jikalau saya sedang bertemu dengan teman-teman lama, pasti dapat diceritakan ulang dengan nada penuh nostalgia. Seringnya, diikuti dengan tawa. Dan keinginan untuk tetap di sini, tetap tinggal di sebuah tempat familier dan bukannya merantau menimba ilmu ke kota orang.

(Tapi, mau tidak mau, hal tersebut harus dilakukan, hmm? Demi belajar untuk menjadi lebih dewasa, terkadang kita harus meninggalkan rumah.)

Yang paling saya ingat, dan saya rindukan, adalah hal yang membuat kota ini terkenal. Hujan. Entah ada sesuatu yang istimewa dengan hujan di kota ini. Hujan yang terkadang bisa membuat saya mendekam di sekolah hingga malam tiba karena lupa bawa payung atau jas hujan. Hujan yang membuat saya berlarian hujan-hujanan seminggu sebelum ujian, karena ia datang tiba-tiba.

(Hujan yang mengingatkan saya akan kamu, akan kita. Hujan yang sesekali membuat saya rindu. Hujan yang memulihkan dan membuat saya tersenyum, karena kenapa harus mengingat yang buruk jika masih ada yang indah untuk dikenang?)

Kota ini menyimpan banyak kenangan, dan selalu membuat saya tersenyum. Tunggu ya, sebentar lagi saya pulang.

- - -

No comments:

Post a Comment