- - -
Salah satu hal terawal yang saya ingat adalah
perlahan-lahan turun ke sebuah kolam renang cetek, dengan papah dibelakang saya
menuntun dan mengajarkan saya untuk berani mengarungi air yang jumlahnya jauh
lebih besar dan terlihat menyeramkan.
Hal yang paling diingat, dan terkadang
satu-satunya, dari masa kecil saya adalah pada akhir pekan papah saya
mengantarkan saya ke kolam renang untuk les renang. Kegiatan ini berlanjut
hingga saya masuk sekolah dasar, walaupun bukan lagi papah yang mengantar saya.
Tapi tetap, akhir pekan berenang dengan papah -dan selanjutnya ditemani oleh
adik-adik saya- menjadi sebuah kebiasaan selama beberapa tahun mendatang.
Memasuki sekolah menengah pertama, saya berhenti
les renang. Kegiatan olahraga renang yang diadakan oleh sekolah menurut saya
sudah cukup untuk menutupi rindu saya dengan kolam renang. Hal ini berlanjut
hingga saya lulus SMA, sehingga kegiatan berenang merupakan hal rutin bagi saya
selama hampir seluruh hidup saya.
Salah satu hal yang saya sayangkan dari
Jatinangor dan kampus tercinta adalah tidak adanya kolam renang yang dekat
dengan kampus maupun kosan, sehingga keinginan untuk berenang hanya bisa
disalurkan sesekali dan bahkan hanya ketika saya di rumah. Dan ketika jadi
jarang berenang baru saya sadari bahwa renang adalah salah satu olahraga rutin
saya dan pengontrol berat badan, dan ketika hal ini tidak sering terjadi
lagi... belum lagi saya sangat sangat tidak suka jogging ataupun olahraga lain.
Hehe.
(Karena renang adalah cinta pertama saya, dan
merupakan tempat pelarian bagi saya dari segala kerusuhan yang bernama hidup.
Sayangnya, semakin dewasa minus matanya semakin besar, membuat saya tidak bisa
liat dengan jelas kalau berenang. Apalagi kalau sedang snorkeling 😧)
- - -
No comments:
Post a Comment