Tuesday, 31 December 2019

End of the Year's Note



[16/11/19, 07.02 local time]
.
.
.
"Because the dawn right
before the sun rises is the darkest,
even in the far future
never forget the you of right now,
wherever you are right now,
you’re just taking a break,"

--Tomorrow, BTS.
.
.
.
this year taught me what its like to feel very afraid you cannot speak, you cannot think, you feel nauseous, you choked up everytime you take a breath. what its like to feel empty you just lay in bed all day and night without care. to have an empty mind and hollow heart.
.
.
but this year also reminded me what its like to laugh out loud, to feel very happy you can touch the sky, to smile so bright it brought tears to your eyes. to have your heart lighten up, to feel proud of yourself, to yell 'i finally did it!'.
.
.
another year full of being on the top of the world but also on the bottom of the ocean. of being on a rollercoaster we called life, just being there for the ride and pray for the best. of learning about oneself even at the edge of a phase, about what is right and what is wrong and finding the silver lining. of falling in love and heartbreak and everything in between.
.
.
thank you. this year is officially the last of my college year. thank you for the four years. see y'all soon.
.
.
.
(still, if you ask whether or not i still feel the same, the answer is just like last year
so
yes
but i'm moving on, i am
or i will)

Thursday, 26 December 2019

Saturday, 9 November 2019

farewell


- - -

leaving the safety of college is scary.

searching a way to start something new after an end is scarier.

- - -

goodbye seems too final but see you again is too vague. then again, the story after a farewell is usually only an epilogue, an epic story from a few years later with a 'happily ever after'. but who stays to read the story from the years in between? when we fumbled blindly, searching for a place in this world for us to stay and make things works, trying to write another story, one full of uncertainty?

(i can't believe its been four years already)

four years sounds a long time but after this last four years, it sure seems like a short amount of time, eh? i still feel like a kid, unsure of what to do and didn't feel ready enough to enter the real world. but maybe there's nothing to do but just keep going, to keep learning everyday, to not only survive but living and thriving.

the truth is indeed, life goes on. even after the last page of our college days, there will be another chapter for us to fill in, but this time without a clear timeline. they said everyone has their own timeline, and i agree. not everyone got their dream job right away, not everyone met the love of their lives at the age of 22. and not everyone have a dream, but please be happy anyway.

these photos are my beloved and the pain in my ass, usually both at the same time. the people with whom i share stories with. thank you for the last for years. thank you for being there, consciously or not. thank you for the laughter, the tears, the groan of exasperation, even the broken hearts.

(and yes, i did pine for you for nearly four years, and clearly end up with a broken heart, but i still don't regret it, even if i did wish you return my affection)

i'm sorry for everything i did wrong, tho. i know there's too many of them for me to write here one by one, and some things are meant to be remain unspoken, but i'm still sorry nevertheless.

see you soon, maybe once we all reach our top.

xoxo, npm 12.

- - -

me, my parents, and the last Gengster Geopis to graduate:

Wednesday, 9 October 2019

Kebun Raya Bogor: Wisata Murah Meriah Warga Bogor


- - -

Kota Bogor identik dengan salah satu tempat wisatanya yang terkenal yaitu Kebun Raya Bogor. Dibangung pada tahun 1817, kebun raya ini merupakan rumah untuk kurang lebih 15.000 jenis pohon dan tanaman yang tersebar pada lahan seluas 87 hektar. Selain pohon dan tanaman, di dalam Kebun Raya Bogor juga terdapat bangunan-bangunan seperti Istana Presiden, Museum Zoologi, dan Prosea Herbarium Bogoriense LIPI. Kebun raya ini juga merupakan kebun raya pertama di dunia yang memiliki koleksi ex-situ Rafflesia Patma, yang baru saja mekar pada hari Selasa, tanggal 1 Oktober 2019.

Kebun Raya Bogor dapat diakses melalui dua pintu masuk. Pintu masuk utama berada di Jl. Ir. H. Juanda, setelah daerah Pasar Bogor dan sebelum gedung Balai Besar Industri Argo. Sedangkan, Pintu 3 Kebun Raya Bogor berada setelah pertigaan Jl. Jalak Harupat dan Jl. Raya Padjadjaran, tepat di seberang Lippo Plaza Keboen Raya. Kebun raya ini buka dari pukul 8 pagi hingga pukul 5 sore. Harga tiket masuk sama untuk hari biasa dan akhir pekan, yaitu Rp 15.000/orang untuk turis lokal dan Rp 25.000/orang untuk turis asing. Pengunjung Kebun Raya Bogor dapat membawa masuk kendaraan pribadinya, dengan harga tiket Rp 30.000/mobil dan Rp 5.000/motor dan sepeda. Bagi kalian yang hobi sepedahan tapi sayangnya tidak bisa membawa sepeda ke Kebun Raya Bogor, tenang saja! Tersedia jasa penyewaan sepeda dengan harga Rp 20.000 untuk setiap satu jam peminjaman. Tiket masuk ke Kebun Raya Bogor sudah termasuk untuk Museum Zoologi, jadi jika kalian ingin mampir dulu dan melihat-lihat koleksi fauna milik museum ini, bisa kok!


Memasuki Kebun Raya Bogor melalui pintu masuk utama, pengunjung akan segera mendapati dirinya berada di sebuah perempatan. Jika memilih jalan lurus, sesegera di sebelah kanan akan terlihat Monumen Lady Raffles. Beberapa meter kemudian, di sebelah kanan akan terlihat kolam megah bernama Kolam Gunting, yang membatasi pengunjung Kebun Raya Bogor dengan Istana Presiden. Pengunjung yang ingin menikmati pemandangan Istana Presiden yang megah sembari mendengar kicauan burung dan menikmati sinar matahari pagi, bisa menggelar tikar dan menikmati segarnya udara di minggu pagi. Jika masih ingin melihat-lihat pepohonan lainnya, menelusuri jalan raya itu akan membawa pengunjung mengitari bagian kiri dari Kebun Raya Bogor yang terdiri dari Kolesi Palem, Koleksi Bambu, Rotan, Bunga Bangkai, dan Koleksi Tumbuhan Araceae dan kembali ke perempatan dekat pintu utama. Di sana, pengunjung dapat menyewa sepeda atau beristirahat sebentar sembari membeli jajanan atau berbagai minuman.

Meneruskan perjalanan ke jalan raya yang belum ditelusuri akan membawa pengunjung ke bagian kanan dari Kebun Raya Bogor. Jalanan yang sedikit menurun membuat pengendara sepeda mengayuh sepeda dengan lebih santai. Di sebelah kanan jalan terdapat Kayu Raja dan Koleksi Pandan. Sedikit ke bawah maka pengunjung dapat melihat Kolesi Tanaman Air yang terdiri dari berbagai kolam-kolam ditanami dengan berbagai tanaman yang berbunga indah. Menelusuri jalan raya dan melewati jembatan besar, pengunjung akan sampai di kolam Teratai Raksasa dan menelusuri Jalan Astrid yang ditanami bunga-bungan cantik berwarna oranye dan merah. Bagi pengunjung yang ingin beristirahat, terdapat tempat makan dan Cafe. Di sisi Kebun Raya Bogor yang ini memang merupakan bagian yang cukup populer, dengan lahan rerumputan yang sangat luas dan sering dimanfaatkan oleh pengunjung sebagai tempat rekreasi maupun acara-acara gathering keluarga, sekolah, dan perusahaan. Jika sudah puas beristirahat, pengunjung dapat perjalan terus melewati jalan raya dan menemukan Koleksi Anggrek serta Koleksi Tumbuhan Obat. Dekat dengan daerah tersebut terdapat Pintu 3 Kebun Raya Bogor.


Menariknya dari Kebun Raya Bogor, dan mengapa tempat wisata ini jarang sepi terutama di akhir pekan, adalah karena menelusuri Kebun Raya Bogor membuat saya merasa bahwa saya tidak berada di pusat kota yang penuh dengan kebisingan dan asap kendaraan, walaupun Kebun Raya Bogor berada di tengah-tengah Kota Bogor dan merupakan 'pusat' kota ini sejak lama. Udara segar dan sinar matahari yang didapatkan membuat usaha yang dikeluarkan agar pagi-pagi dapat segera mampir ke sini menjadi sangat sepadan. Kebun Raya Bogor memberikan suasana sepi dan segar, menawarkan tempat beristirahat bagi mereka yang ingin kabur atau berhenti sejenak dari kehidupan perkotaan. Pulang dari sini, badan terasa segar dan saya merasa lebih siap untuk menjalankan aktifitas di hari Senin!


Wednesday, 14 August 2019

akhirnya!!

20/08/2015 - 13/08/2019
AKHIRNYA!!!


setelah empat tahun menjelajahi temat ini, akhirnya selesai juga. empat tahun bersama manusia-manusia gelo (hehe maap kak) dimana gue belajar banyak hal. tentang diri sendiri dan tentang hidup. tentang naik-turunnya nasib, dan juga hati manusia yang mudah sekali dibolak-balikan.

empat tahun belajar lebih dari sekedar nurunin rumus dan ngapalin materi buat speaken.

terima kasih banyak untuk empat tahunnya. maaf udah sering ngerepotin HEHE apalagi masalah laporan praktikum dan di lapangan (terutama petrus dan gheo yang nemenin gue di belakang selama nyusurin karangsambung, makasih banyak guys kalian penyelamat).

semoga perkehidupan selanjutnya lancar terus, dan ditunggu udangannya ya HAHAHA.

(kira-kira siapa duluan yang ngundang dan sama siapa ya??? mari kita tunggu)

- - -

p.s: btw ini saya!! iya terlihat gendud karena pada saat ini saya sedang tinggal di rumah nenek di bandung setelah diusir dari kosan (,_,) dan kalian tau lah bandung seperti apa, penuh dengan makanan HEHE


Wednesday, 30 January 2019

30HBC1930: Sampai Jumpa



- - -

Aku berkata "sampai jumpa" dan bukan selamat tinggal, karena selamat tinggal mengisyaratkan bahwa kita tidak akan bertemu kembali.

Aku berkata, "sampai jumpa", karena aku yakin kita akan bertemu kembali. Suatu saat nanti. Suatu hari nanti.

Ketika waktu mengizinkan. Ketika diri dan raga sudah siap. Ketika takdir mengatur kehidupan sedemikian rupa agar kita dapat bertukar sapa kembali.

Karena aku yakin ini bukan garis batas terakhir, bukan titik pada penghujung sebuah cerita. Karena kita berada di bawah langit yang sama, berpijak di tanah yang sama.

(Ini tahun kedua saya mengikuti @30haribercerita. Ternyata, dalam setahun, banyak sekali hal yang telah terjadi kepada saya, dan banyak sekali pelajaran yang saya terima dari kehidupan. Tahun ini pula direpost dua kali :" HEHE, dan mendapat banyak kenalan! Terima kasih, dan sampai jumpa di bulan Januari 2020!)

- - -


Tuesday, 29 January 2019

30HBC1929: alone



- - -

so today my brother wanted me to go to bandung. something about his stat as an (ex)student. well, i may groan and doing this reluctantly, but it is an opportunity to roam in bandung alone.

yeah, its kinda my 'thing' to go someplace or doing something alone. it feels better sometimes, because i dont have to interact with people for awhile. not that i hate people, no. but after a few hours of interacting, i cant help but feel exhausted. its exhausting, honestly.

its good. bandung always feels good to me. whether it was raining or not. there's something about this city that makes me love her so much. its good to just walk, listening to some music and watch people go on with their lives.

i only got a few hours here. but its worth it. i hope i got to do this again.

- - -

Originally post at IG for @30haribercerita #30haribercerita #30HBC1929

Monday, 28 January 2019

30HBC1928: away



- - -


if i ask you to run away with me, will you?

if i ask you to go, somewhere, anywhere, to a place where no one know us, will you?

if i ask you to pack your bag, bring your guitar and that sweater i loved, will you?

if i ask you to trust me and close your eyes, throw a dart on that map hanging on my wall to let us know where will we go next, will you?

(i dreamnt a dream when i discover a whole new place with you, one time ago. now, it seems silly to not just do that. when we still have time)

(i didn't ask you all of that. i only ask you to hold me close and never let go. but that night, your fingers fell from mine, breaking us apart)

(now you're on your own, because you left me to a place that i cannot follow, not yet)

- - -

Originally post at IG for @30haribercerita #30haribercerita #30HBC1928

Sunday, 27 January 2019

30HBC1927: Harap Tenang!



- - -

"Harap tenang! Budi dan ibunya sedang berdiskusi tentang hal ini, jadi tolong jangan berisik ya," aku berkata ke sekumpulan orang yang duduk di teras rumah Budi.

Budi itu teman baikku. Dia juga memiliki suara emas. Sering bergabung denganku dan beberapa temanku untuk nge-band di cafe-cafe dan pensi sekolah. Beberapa minggu yang lalu, Aldo sang bassis kami tercinta diam-diam mengunggah salah satu video kami, yang direkam saat kami main di garasi rumahku, ke sebuah perlombaan band di Surabaya. Iseng-iseng aja, katanya. Toh sepertinya tidak akan menang, karena awalnya kami kira videonya gagal dan penuh dengan suara tidak jelas. Eh, ternyata menang.

"Aku gak bisa tampil di depan umum dengan penonton sebanyak itu, Bu! Aku yakin suaraku bakal terdengar seperti kucing kita yang sedang bertengkar dengan kucing di jalan. Bagaimana jika mereka ternyata salah mention bandnya? Bukan kami yang menang? Kan malu!"

Suara Budi terdengar sampai ke teras. Aku yang mendengarkannya hanya bisa menghela nafas. Budi memang seperti itu. Tidak pe-de dengan suaranya sendiri.

Terdengar beberapa suara lagi, kemudian hening. Kami yang menunggu di teras merasa sangat gugup. Budi vokalis kami, tidak mungkin kami mencari orang lain untuk menggantikan dia!

Beberapa menit kemudian, pintu terbuka dan keluarlah Budi sambil tersenyum-senyum. Kami hanya memandangnya sementara ia gugup sendiri. Setelah beberapa menit tanpa jawaban, aku akhirnya berdiri dan mendecak selagi berkata, "Jadi, kau ikut atau tidak?"

Budi hanya mengangguk.

Kami bersorak bahagia. Aku mendekati Budi dan memeluknya, sembari berbisik, "Jadi, apa yang membuatmu percaya diri sehingga ikut?" Karena aku tahu Budi tidak akan semudah itu mengubah pikirannya.

Budi hanya tersipu dan menjawab, "Ibu yang membuatku yakin. Kamu tahu kan, Ibuku sama sekali pemilih soal lagu. Kalau gak suka, suara anaknya sendiri pun pasti gak dinikmatin. Tapi kata Ibu, suaraku bikin orang melayang ke angkasa, terbuai, sebelum akhirnya tiba di Bumi lagi."

- - -


Saturday, 26 January 2019

30HBC1926: senyum



- - -

aku tidak ingat pertemuan pertama kita. aku tidak ingat percakapan pertama kita. aku bahkan tidak ingat kapan tepatnya kita saling kenal satu sama lain. perhatianku tercuri oleh kehidupan. sekalinya aku kembali terfokus pada sekitarku, kamu sudah ada di sini.

aku yakin sebelumnya kamu sudah pernah tersenyum kepadaku. tapi tidak ada yang aku ingat. baru pada saat itu, saat diriku terdiam dan tersadar akan kehadiranmu, aku berfikir, "oh, kau di sana rupanya. hai."

lalu, aku melihatmu tersenyum, seolah untuk pertama kalinya.

aku jatuh hati.

(bahkan, hingga sekarang. walaupun sekarang, selain selalu terasa seperti yang pertama kalinya, tapi diikuti dengan rasa pahit dan kesadaran bahwa senyum itu bukan lagi untukku)

- - -

#excerptfromabookillneverwrite

p.s: iya maaf ya galau lagi.


Friday, 25 January 2019

30HBC1925: Tentang Aku



- - -

Aku sepuluh tahun yang lalu adalah aku yang belum mengerti apa itu 'teman'. Aku yang masih melihat segalanya dari sisi hitam dan putih. Aku yang masih mencari sisi terbaik dari orang lain. Aku yang tertawa dan mengeluh akan hal-hal sepele.

(Aku sepuluh tahun yang lalu adalah aku yang masih percaya diri, aku yang baru mengenal manisnya kafein, aku yang merasa bahwa inilah titik dimana aku mulai menjadi 'seseorang')

Aku tujuh tahun yang lalu adalah aku yang belum mengerti apa itu 'hidup'. Aku yang baru mengenal akan daerah abu-abu. Aku yang mulai mengerti bahwa setiap orang memiliki baik dan buruk, atas dan bawah. Aku yang tertawa dan mengeluh akan hal-hal sepele.

(Aku tujuh tahun yang lalu adalah aku yang masih mencintai tubuhku, aku yang baru mengerti akan teman dan segala naik turunnya, aku yang menemukan candu dalam dunia kata-kata, aku yang merasa bahwa segalanya akan 'baik-baik saja')

Aku empat tahun yang lalu adalah aku yang belum mengerti apa itu 'usaha'. Aku yang lebih nyaman dengan daerah abu-abu dan kesunyian. Aku yang mulai mengerti apa itu patah hati dan mempercayai orang lain. Aku yang tertawa, menangis, dan mengeluh akan hidup.

(Aku empat tahun yang lalu adalah aku yang mulai tidak peduli dengan tubuhku, aku yang selalu merindukan senyum dan sosokmu, aku yang semakin tidak percaya dengan diri sendiri, aku yang semakin jatuh hati dengan kafein dan dunia kata-kata)

Aku yang sekarang adalah aku yang sudah mengerti 'teman' walaupun mereka datang dan pergi, 'hidup' walaupun selalu naik turun, 'usaha' walaupun terkadang tidak membuahkan hasil. Aku yang lebih suka mengurung diri di kosan dan mendengarkan lagu. Aku yang merasa sudah bertemu segala macam sifat manusia. Aku yang tertawa, menangis, dan mengeluh akan hidup.

(Aku yang sekarang adalah aku yang perlahan kembali mencintai tubuhku, aku yang semakin merasa bahwa segalanya tidak perlu selalu 'baik-baik saja', aku yang merasa bahwa hidup harus dijalani dengan lebih bebas, aku yang mencoba kembali percaya dengan diri sendiri, aku yang sedang patahhati, aku yang semakin bergantung dengan kafein dan dunia kata-kata)

- - -

Originally post at IG for @30haribercerita #30haribercerita #30HBC1925 #30HBC19aku 

Thursday, 24 January 2019

30HBC1924: imprint



- - -

a few days after we left each other, i wish i could take back every mean word i've said to you. i wish i could take back every accusations, every hurt things i've said in the heat of moment. but more than that, i wish i didn't miss you this much.

a few weeks after we left each other, i could barely go to someplace we've been to together before. i could barely visit our favorite park, eat at our frequently visited restaurant. it feels like you were there too. but i know it was not like that, because i know you've left this town; left me behind.

a few months after we left each other, i could finally text you back when you asked about my life. i could walk around the city without your ghost hanging around. but sometimes, i wish we could go back to what we were before. but i know that right now, i'm not good for you and you are not good for me.

a few years after we left each other, i could finally make a new memory with someone else without erasing what we had before. i could finally smile at your text, congratulate you on your new chapter in life. because i know we met each other for some reasons, and that i learn so many things about myself when i'm with you.
(Image from a masterpiece, Imaginary City by Rain Chudori, page 104)

- - -

Originally post at IG for @30haribercerita #30haribercerita #30HBC1924 #anotherselfreflect 
#excerptfromabookillneverwrite

p.s: i apologize for some weird grammar going on bcs this is not beta-read

Wednesday, 23 January 2019

30HBC1923: Bumi



- - -

Fun fact: Kalau seluruh waktu di bumi, dari pembentukannya hingga sekarang, dilihat dalam skala waktu 24 jam, maka manusia baru tinggal di bumi selama kurang lebih 2 menit.

Sebagai mahasiswa yang keilmuannya berada di cabang kebumian dan menyentuh sedikit ke ranah geologi, saya sedikit belajar mengenai bola raksasa yang melayang di angkasa ini. Sedikit tentang pembentukannya, sedikit tentang berbagai batuan yang menjadi tempat kita hidup dan tinggal selama ini, sedikit tentang interaksi yang menyebabkan terjadinya kejadian seperti gempa bumi dan gunung api. Sedikit, tapi mampu mengubah saya yang dulunya kalau lihat pemandangan alam biasa-biasa saja menjadi saya yang sering mikir "Itu kira-kira kenapa bisa terjadi ya? Dulu di sini ada kejadian apa? Itu batu apa ya? Dulu kira-kira ini bentuk awalnya gimana ya bisa jadi seperti ini?"

Jadinya kepo sendiri, terus searching di google, terus "Oooh gitu" walaupun gak terlalu ngerti. Begitulah. Tapi, batu memang memiliki kisahnya sendiri. Sebuah kisah yang mampu membuat kita membayangkan seperti apa rupa bumi dahulu kala.

Fun fact: selama kurang lebih seratus tahun belakangan ini, suhu bumi meningkat. Tinggi air laut meningkat, volume es berkurang.

Saya sering bingung dengan manusia-manusia yang sangat bahagianya merusak alam ataupun melakukan hal yang secara tidak sengaja merusak lingkungan. Maksudnya ya kita cuma tinggal di bumi toh, gak punya rumah lain, kenapa gak dijaga? Di rumahnya sendiri kan gak mungkin buang sampah sembarangan dan merusak taman atau halamannya. Memang sih efeknya tidak akan terasa di generasi ini atau generasi selanjutnya, tapi minimal dijaga supaya cucu-cicitnya nanti bisa merasakan indahnya alam, atuhya.

(Dari saya yang sebenarnya bingung mulai dari mana bisa menjaga lingkungan, tapi minimal diri sendiri dan orang-orang terdekatnya tidak merusak bumi secara langsung)

- - -


Tuesday, 22 January 2019

30HBC1922: take a break



- - -

there are times when i ask myself: is it okay to take a break for awhile? to not connect with anyone for maybe a day or two? to only sleep in my bed, listening to some soothing music in the dark, eating my go-to food, or to simply close my eyes and breath?

sometimes, i answer myself with "no mut, you haven't done anything worth mentioning. you need to do more."

but sometimes, i feel tired enough i cannot fall asleep. i feel sad enough i cannot breath. i feel bad enough about myself i cannot help but want to be elsewhere, doing nothing but /being/.

sometimes, i need to take a break. and i think you need one, too.

because to be strong enough to bend but not break is amazing, but sometimes you need unwind a little else you crack everywhere.

(sometimes, a me-time is necessary. to destressed oneself, to mend some tears in a soul, to regroup some thought, to become stronger and toughter)

to every other fighter of life out there: be strong, chin up, gaze ahead. but take a break once in awhile.

- - -


Monday, 21 January 2019

30HBC1921: Cerita dari Sini



- - -

Siapa yang berangan-angan kuliah di Bandung terus kemudian milih kampus Unpad? Mohon maaf nih ya, Unpad teh di Sumedang (pinggir banget) bukan di Bandung, walaupun dekeeeet banget sama perbatasan wilayah Bandung-Sumedang.

Sudah sedari dulu saya memiliki angan-angan untuk kuliah di kota kembang. Tapi, terkabulnya di sebuah kecamatan kecil (mini banget huhu) dengan kode pos 45363 dan merupakan rumah dari empat kampus di Indonesia.

Tiga setengah tahun yang lalu, saya mengepak segala pakaian yang sekiranya dibutuhkan, setengah koleksi novel dan sebuah gitar usang, kemudian ijin pergi meninggalkan rumah sementara waktu untuk menimba ilmu. Tiga setengah tahun yang lalu, saya berdoa agar diberi teman-teman yang baik, dosen-dosen yang baik, dan dijauhkan dari bahaya selama mencoba tinggal mandiri. Tiga setengah tahun yang lalu, saya berpikir bahwa saya siap untuk melewati perkehidupan perkuliahan.

Nyatanya, begitulah.

Karena hidup penuh naik dan turun, terkadang naik sambil jungkir balik, terkadang turun sambil menggelendung mulus. Terkadang ada hari-hari yang hanya bisa dilewati dengan doa dan istighfar, baru kemudian di malam hari bersujud meminta keringanan hati. Terkadang mulut ini tidak berhenti tersenyum lebar hingga pipi sakit, dengan hati lapang seolah tidak pernah tersakiti. Terkadang jiwa dan raga sangat rindu rumah, tapi apa daya banyak kewajiban yang tidak bisa ditinggal. Terkadang, pulang adalah satu-satunya solusi dari hati yang sakit.

Waktu saya di sini, di sebuah kampus yang luas dan berada di kaki bukit, dengan musim tak tentu dan kehidupan yang serba nano-nano, hanya tinggal beberapa bulan lagi. Mungkin tidak sampai setahun. Terlalu banyak hal yang dipelajari, namun hati seolah berkata bahwa masih terlalu banyak hal yang belum dipelajari. Baik itu tentang ilmu di dunia perkuliahan maupun di kehidupan.

(Foto terakhir menandakan awal dari fasa terakhir hidup saya di perkuliahan ini, alias penanda mulainya penyusunan skripsweet yang bikin galau dan gundah. Semangat untuk rekan yang sedang menyusun juga! Semoga lancar!)

- - -


Sunday, 20 January 2019

30HBC1920: 어묵



- - -

Eomuk: Korean fish cakes, typically made with surimi, wheat flour, carrots, onion, salt, sugar and other additives. These ingredients are mixed, kneaded, shaped then boiled, steamed or fried.

Salah satu street food atau jajanan ala Korea yang harus dicoba adalah eomuk (어묵), atau lebih dikenal sebagai fish cakes. Teksturnya yang lembut dan rasanya yang familier (seperti otak-otak) tapi tetap unik. Ditambah kuahnya yang bikin tubuh hangat, cocok sebagai cemilan di malam musim gugur yang dingin 😁

Hadu, malah promosi. Hehe.

Pertama kali saya dan keluarga ke Korea sekitar akhir November tahun lalu. Di penghujung musim gugur, dengan udara yang cukup dingin namun tidak bikin malas keluar kamar hotel. Untungnya kami menginap di daerah Insadong, dekat ke istana-istana terkenal seperti Gyeongbokgung dan Changdeokgung, dan pusat perbelanjaan seperti Myeongdong dan Insadong Street Market. Malah, keluar dari hotel tinggal ke arah kanan, melewati satu perempatan, dan sampailah saya di Insadong Street Market.

Pertama kali mencoba fish cake di malam hari yang cukup dingin. Adik saya yang pertama beli, di suatu kedai pinggir jalan yang juga menjual tteokbokki. Harga satu fish cake itu ₩ 1,000 atau sekitar Rp 13.000 pada saat itu. Dan ternyata... enak euy. Lembut gitu, belum lagi kuahnya bikin tubuh hangat. Satu saja tidak cukup, saya dan adik-adik saya akhirnya beli lagi. Sampai mas-mas penjualnya hapal muka kami. Hehe. Ketika dibandingkan dengan tempat lain, fish cake di kedai itu yang paling enak rupanya. Duh, jadi kangen. Sama jadi laper euy.

Begitulah cerita saya tentang fish cake, semoga suatu hari nanti bisa beli di kedai mas-mas itu lagi, dan semoga rasanya tidak berubah ya 🙇

- - -

Originally post at IG for @30haribercerita #30haribercerita #30HBC1920

Saturday, 19 January 2019

30HBC1919: 2009 - 2019



- - -

Mencoba mengikuti #10yearschallenge, akhirnya gue buka lagi buku tahunan SD. Haha.

10 tahun yang lalu, ketika kulitnya item karena sering banget berenang dan sudah pakai kacamata karena hobinya baca novel Harry Potter di kamar dengan lampu remang-remang. Alay pada jamannya, alias baru banget bikin e-mail, facebook, dan twitter. HP masih nokia jadul yang cuma bisa sms, telpon, dan main games Snake. Kemudian kenal mxit dan semakin alay HEHE (mon maap nih ya, ketika gue masih gw dan lo masih lw, ketika hai jadi ae dan berbagai bahasa-bahasa berbeda lainnya). Ditambah lagi belum mengenal cintacintaan dan deramakehidupan lainnya. Drama yang saya kenal saat itu cuma susahnya nurunin berad badan :( Eh sampai sekarang juga deng HA.

Kalo sekarang? Pusying dengan perkehidupan skripsweet dan prospek lulus-kuliah-gatau-kerja-gimana (😭). Masih item karena hobinya masih berenang ditambah kegiatan-kegiatan lapangan seperti Karangsambung dan sejenisnya. Masih pakai kacamata karena makin sering baca novel (dan baca fanfic di HP HEHE). Kegagalan nurunin berad badan masih saja terjadi, bung. Setelah melewati keindahan yang namanya Fisika Dasar-Fisika Matematika-Metode Numerik, gue gak ngerti lagi kenapa dulu dengan polosnya gue nulis cita-cita di buku tahunan SD itu ahli komputer atau ahli fisika. Ngakak.

(Kalo diliat-liat, kok dulu gue jelek amat dah ya udah mah item chubby pakai kacamata :( hadu. Eh tapi, banyak berubahnya gak sih sama yang sekarang? Haha)

- - -

Originally post at IG for @30haribercerita #30haribercerita #30HBC1919

Friday, 18 January 2019

30HBC1918: Tenang



- - -

"Harap tenang"; tema bercerita hari ini.

"Apa yang terlintas dipikiranku saat mendengar kata 'tenang'?" aku bergumam kepada diri sendiri.

Tenang, bagiku, adalah beberapa saat ketika hujan terhenti. Ketika langit sudah puas mencurahkan emosinya; ketika dedaunan dengan bahagianya dipertemukan dengan sumber kehidupannya; ketika aku menarik nafas dan mencium sejuknya alam yang dihidupkan kembali, dingin yang terasa hingga ke tulang.

Tenang, bagiku, adalah ketika aku menyeruput segelas kopi hangat di pagi hari; ketika tidak ada hal yang perlu dilakukan sepanjang hari; ketika aku bisa menghabiskan segelas kopi tanpa terburu-buru.

Tenang, bagiku, adalah sepersekian detik saat tubuhku menyentuh air di kolam renang; ketika semua kebisingan, hiruk pikuk kehidupan teredam oleh air disekitarku; ketika aku menutup mata dan mempercayai ilusi dimana badan dan pikiran seolah-olah tidak ada beban.

Tenang, bagiku, adalah melihat mentari tenggelam; ketika selesai sudah tugasnya untuk menghidupi bumi bagian dimana diriku berada; ketika aku menghela nafas dan bersyukur bahwa hariku, mau bagaimanapun berjalannya, sudah selesai.

Tenang, bagiku, adalah ketika tubuhku memeluk gitar kesayangan yang sudah menemaniku selama lebih dari satu dekade; ketika jemari ini menari dengan lincah dan menimbulkan melodi yang membuatku tersenyum; ketika aku hanya perlu merebahkan kepala ke punggung gitar, dan menutup kedua mataku.

(Tenang, bagiku, adalah melihat senyummu, yang entah bagaimana dapat membuatku percaya bahwa semuanya akan baik-baik saja)

Apa tenang bagimu?

- - -


p.s: maaf ya direpost, saya bingung pake foto yg mana :(