Friday, 18 January 2019

30HBC1918: Tenang



- - -

"Harap tenang"; tema bercerita hari ini.

"Apa yang terlintas dipikiranku saat mendengar kata 'tenang'?" aku bergumam kepada diri sendiri.

Tenang, bagiku, adalah beberapa saat ketika hujan terhenti. Ketika langit sudah puas mencurahkan emosinya; ketika dedaunan dengan bahagianya dipertemukan dengan sumber kehidupannya; ketika aku menarik nafas dan mencium sejuknya alam yang dihidupkan kembali, dingin yang terasa hingga ke tulang.

Tenang, bagiku, adalah ketika aku menyeruput segelas kopi hangat di pagi hari; ketika tidak ada hal yang perlu dilakukan sepanjang hari; ketika aku bisa menghabiskan segelas kopi tanpa terburu-buru.

Tenang, bagiku, adalah sepersekian detik saat tubuhku menyentuh air di kolam renang; ketika semua kebisingan, hiruk pikuk kehidupan teredam oleh air disekitarku; ketika aku menutup mata dan mempercayai ilusi dimana badan dan pikiran seolah-olah tidak ada beban.

Tenang, bagiku, adalah melihat mentari tenggelam; ketika selesai sudah tugasnya untuk menghidupi bumi bagian dimana diriku berada; ketika aku menghela nafas dan bersyukur bahwa hariku, mau bagaimanapun berjalannya, sudah selesai.

Tenang, bagiku, adalah ketika tubuhku memeluk gitar kesayangan yang sudah menemaniku selama lebih dari satu dekade; ketika jemari ini menari dengan lincah dan menimbulkan melodi yang membuatku tersenyum; ketika aku hanya perlu merebahkan kepala ke punggung gitar, dan menutup kedua mataku.

(Tenang, bagiku, adalah melihat senyummu, yang entah bagaimana dapat membuatku percaya bahwa semuanya akan baik-baik saja)

Apa tenang bagimu?

- - -


p.s: maaf ya direpost, saya bingung pake foto yg mana :(


No comments:

Post a Comment