- - -
"Harap tenang"; tema bercerita hari
ini.
"Apa yang terlintas dipikiranku saat
mendengar kata 'tenang'?" aku bergumam kepada diri sendiri.
Tenang, bagiku, adalah beberapa saat ketika
hujan terhenti. Ketika langit sudah puas mencurahkan emosinya; ketika dedaunan
dengan bahagianya dipertemukan dengan sumber kehidupannya; ketika aku menarik
nafas dan mencium sejuknya alam yang dihidupkan kembali, dingin yang terasa
hingga ke tulang.
Tenang, bagiku, adalah ketika aku menyeruput
segelas kopi hangat di pagi hari; ketika tidak ada hal yang perlu dilakukan
sepanjang hari; ketika aku bisa menghabiskan segelas kopi tanpa terburu-buru.
Tenang, bagiku, adalah sepersekian detik saat
tubuhku menyentuh air di kolam renang; ketika semua kebisingan, hiruk pikuk
kehidupan teredam oleh air disekitarku; ketika aku menutup mata dan mempercayai
ilusi dimana badan dan pikiran seolah-olah tidak ada beban.
Tenang, bagiku, adalah melihat mentari
tenggelam; ketika selesai sudah tugasnya untuk menghidupi bumi bagian dimana
diriku berada; ketika aku menghela nafas dan bersyukur bahwa hariku, mau
bagaimanapun berjalannya, sudah selesai.
Tenang, bagiku, adalah ketika tubuhku memeluk
gitar kesayangan yang sudah menemaniku selama lebih dari satu dekade; ketika
jemari ini menari dengan lincah dan menimbulkan melodi yang membuatku
tersenyum; ketika aku hanya perlu merebahkan kepala ke punggung gitar, dan
menutup kedua mataku.
(Tenang, bagiku, adalah melihat senyummu, yang
entah bagaimana dapat membuatku percaya bahwa semuanya akan baik-baik saja)
Apa tenang bagimu?
- - -
p.s: maaf ya direpost, saya bingung pake foto yg
mana :(
No comments:
Post a Comment