- - -
Aku sepuluh tahun yang lalu adalah aku yang
belum mengerti apa itu 'teman'. Aku yang masih melihat segalanya dari sisi
hitam dan putih. Aku yang masih mencari sisi terbaik dari orang lain. Aku yang
tertawa dan mengeluh akan hal-hal sepele.
(Aku sepuluh tahun yang lalu adalah aku yang
masih percaya diri, aku yang baru mengenal manisnya kafein, aku yang merasa
bahwa inilah titik dimana aku mulai menjadi 'seseorang')
Aku tujuh tahun yang lalu adalah aku yang belum
mengerti apa itu 'hidup'. Aku yang baru mengenal akan daerah abu-abu. Aku yang
mulai mengerti bahwa setiap orang memiliki baik dan buruk, atas dan bawah. Aku
yang tertawa dan mengeluh akan hal-hal sepele.
(Aku tujuh tahun yang lalu adalah aku yang masih
mencintai tubuhku, aku yang baru mengerti akan teman dan segala naik turunnya,
aku yang menemukan candu dalam dunia kata-kata, aku yang merasa bahwa segalanya
akan 'baik-baik saja')
Aku empat tahun yang lalu adalah aku yang belum
mengerti apa itu 'usaha'. Aku yang lebih nyaman dengan daerah abu-abu dan
kesunyian. Aku yang mulai mengerti apa itu patah hati dan mempercayai orang
lain. Aku yang tertawa, menangis, dan mengeluh akan hidup.
(Aku empat tahun yang lalu adalah aku yang mulai
tidak peduli dengan tubuhku, aku yang selalu merindukan senyum dan sosokmu, aku
yang semakin tidak percaya dengan diri sendiri, aku yang semakin jatuh hati
dengan kafein dan dunia kata-kata)
Aku yang sekarang adalah aku yang sudah mengerti
'teman' walaupun mereka datang dan pergi, 'hidup' walaupun selalu naik turun,
'usaha' walaupun terkadang tidak membuahkan hasil. Aku yang lebih suka
mengurung diri di kosan dan mendengarkan lagu. Aku yang merasa sudah bertemu
segala macam sifat manusia. Aku yang tertawa, menangis, dan mengeluh akan
hidup.
(Aku yang sekarang adalah aku yang perlahan
kembali mencintai tubuhku, aku yang semakin merasa bahwa segalanya tidak perlu
selalu 'baik-baik saja', aku yang merasa bahwa hidup harus dijalani dengan
lebih bebas, aku yang mencoba kembali percaya dengan diri sendiri, aku yang
sedang patahhati, aku yang semakin bergantung dengan kafein dan dunia
kata-kata)
- - -
No comments:
Post a Comment