.
“Jonathan,
it is a truth universaly acknowledged,
that a single man in possession of a good fortune must be in want of a wife.1)”
Pria
yang disebut namanya hanya mengangkat satu alisnya dan mengabaikan sahabatnya. Alice,
sang sahabat yang sibuk menasehati, menggerutu kesal karena ia sekali lagi
diabaikan oleh Jonathan, sebelum kemudian ia menyeringai lebar.
“That smirk only means trouble,” Jonathan
menggerutu, menurunkan koran yang sedang ia baca.
Alice
mengabaikannya. “I remember that next
week is House Angier’s Annual Banquet. My close friend, the only daughter of
Sir Angier, is a single woman and already of age. You may find her interesting.
She’s quite bright and a spitfire, and I know you dislike docile women.”
Menarik.
Tapi tetap, Jonathan mengabaikan Alice karena ia tidak ingin sahabatnya itu
tahu bahwa ia sekarang tertarik mengenai anak perempuan satu-satunya Sir Angier
itu.
Sebagai
sahabat Jonathan, Alice tahu apa yang ada di pikiran pria tersebut. Wanita itu
hanya tersenyum.
.
.
“Selamat
siang, Sir Angier, Madame Angier, Marie-Anna,”
Ketiga
orang yang disapa oleh Alice berbalik. Jonathan, yang berdiri di belakang Alice
dan suaminya, berdiri tegak dan menyiapkan suaminya.
“Alice,
William! Sudah lama tidak berjumpa. Oh, siapakan ini?” Sir Angier menjabat
tangan William dan mencium punggung tangan Alice, sebelum kedua matanya bergerak
ke arah Jonathan. Kedua mata tersebut seperti memasuki pikirannya dan melihat
jiwanya, seperti mengetahui keinginan Jonathan untuk berkenalan dengan anak
perempuan satu-satunya. Tekadnya semakin kuat untuk memberikan kesan pertama
yang terbaik. Bergerak sedikit agar ia berada di sebelah William, suami Alice,
ia melihat wanita yang ingin diperkenalkan Alice kepadanya untuk pertama
kalinya.
Beautiful.
Itu kata
pertama yang terlintas di pikiran Jonathan.
Graceful.
Itu kata
kedua yang terlintas di pikiran Jonathan.
Someday, she’s gonna be mine.
Menegakkan
badannya, Jonathan mengeluarkan senyum terbaiknya.
“Selamat
siang, Sir Angier, Madame Angier... Miss
Marie-Anna Angier. Perkenalkan, nama saya Jonathan Lawrence, first Son of Sir Arthur of House Lawrence.”
End.
-a.m.r
.
P.S: All
pictures are NOT mine, it can be found on pinterest.com but separately.
P.P.S:
Maaf pendek, karena saya sebelumnya belum terlalu mengetahui mengenai courting pada saat Victorian era, jadi hanya minim.
P.P.P.S:
1) Quotes dari Pride and Prejudice.
Thank
you for reading!
No comments:
Post a Comment