---
"Kak, cepat pulang, ya?”
Agnia hanya tersenyum menatap adiknya.
Dhara mungkin hanya tiga tahun lebih muda, tapi tidak pernah tidak manja kepada
sang kakak.
“Iya, janji. Pekerjaannya hanya dua planet
dari sini, kok. Tablet kamu masih bisa digunakan, kan? Kalau ada apa-apa jangan
sungkan hubungi kakak, ya.”
Dhara tersenyum balik. “Siap, kak!”
Berbalik sembari tertawa, Agnia melambaikan
tangannya kepada sang adik yang bertengger di pintu rumahnya. Segera ia
memasuki pesawat luar angkasa mini miliknya dan melakukan pengecekan sebelum
lepas landas. Dari ujung matanya, ia melihat ibunya memperhatikannya dari
jendela atas, tapi ketika ia membelokkan kepalanya sedikit, ia tidak melihat
apa-apa.
Hmm.
“Hanya masuk-ambil-keluar-drop. Seminggu
juga sudah selesai.”
Kepulangan Agnia disambut dengan rumahnya
yang sudah menjadi puing-puing hitam tanda terbakar. Adik dan ibunya tidak
terlihat sama sekali.
-0-